021-893-4357 info@pimurho.co.id

Apa Itu Grounding dalam Instalasi Listrik?

Grounding (atau sistem pentanahan) adalah proses menghubungkan bagian instalasi listrik ke tanah dengan tujuan mengalirkan arus gangguan langsung ke bumi.
Tujuannya adalah untuk melindungi manusia, peralatan, dan sistem kelistrikan dari tegangan lebih akibat petir, kebocoran arus, atau kerusakan isolasi.

Dalam sistem listrik modern, grounding merupakan bagian wajib dari standar instalasi sesuai ketentuan PUIL (Peraturan Umum Instalasi Listrik) dan standar internasional seperti IEC.


Fungsi Utama Grounding

Grounding memiliki beberapa fungsi penting dalam sistem kelistrikan, di antaranya:

1. Perlindungan terhadap Tegangan Sentuh

Grounding mencegah seseorang tersengat listrik ketika terjadi kebocoran arus pada peralatan, karena arus akan langsung dialirkan ke tanah.

2. Melindungi Peralatan dari Kerusakan

Arus gangguan atau lonjakan tegangan akibat petir akan mengalir ke tanah melalui sistem grounding, sehingga tidak merusak perangkat elektronik dan mesin.

3. Menstabilkan Tegangan Sistem

Dengan adanya grounding, tegangan sistem menjadi lebih stabil karena memiliki referensi tetap terhadap potensial bumi.

4. Meningkatkan Kinerja Sistem Proteksi

Grounding bekerja bersama ELCB (Earth Leakage Circuit Breaker) dan MCB untuk mendeteksi serta memutus aliran listrik saat terjadi kebocoran arus, sehingga sistem lebih aman.


Dampak Jika Tidak Ada Grounding

Instalasi listrik tanpa grounding sangat berisiko. Berikut beberapa dampak yang bisa terjadi:

  • Risiko sengatan listrik pada pengguna.
  • Kerusakan alat elektronik akibat lonjakan tegangan.
  • Korsleting atau kebakaran listrik karena arus gangguan tidak memiliki jalur aman ke tanah.
  • Sistem proteksi gagal berfungsi, terutama pada perangkat seperti ELCB.

Cara Pemasangan Grounding yang Benar

Agar sistem grounding berfungsi optimal, perlu diperhatikan langkah-langkah berikut:

1. Gunakan Batang Grounding Berkualitas

Gunakan batang tembaga atau galvanis dengan panjang minimal 2–3 meter, tertanam secara vertikal di tanah yang lembap untuk konduktivitas maksimal.

2. Gunakan Kabel Ground Sesuai Standar

Kabel grounding harus memiliki ukuran yang cukup besar (misalnya 16 mm² atau lebih) dan dihubungkan langsung ke panel utama tanpa sambungan berlebih.

3. Periksa Tahanan Tanah (Earth Resistance)

Nilai tahanan tanah ideal biasanya di bawah 5 ohm untuk instalasi umum, atau lebih rendah pada sistem industri dan data center.

4. Lakukan Perawatan dan Pengujian Rutin

Periksa kondisi kabel, sambungan, dan nilai resistansi tanah minimal setiap 6 bulan sekali untuk memastikan sistem grounding tetap berfungsi baik.


Kesimpulan

Grounding adalah komponen vital dalam keamanan instalasi listrik. Tanpa grounding yang baik, risiko sengatan, kerusakan peralatan, hingga kebakaran dapat meningkat drastis.
Dengan pemasangan yang benar dan perawatan berkala, sistem grounding mampu menjaga keselamatan pengguna sekaligus meningkatkan keandalan sistem kelistrikan secara keseluruhan.